Kamis, 07 Januari 2016

Kelompok 10 - Sosialisasi Masyarakat Ekonomi Asean - (Nicolaus, Sonia, Farah, & Teddy)



Sosialisasi Masyarakat Ekonomi Asean

Nama Anggota
  1. Nicolaus Cesar S                     ( 1202045072 )
  2. Sonia Regina Francisca           ( 1202045057 )
  3.  Farah A. Winadya                   ( 1202045070 )
  4. Teddy Prasetyo                       ( 1202045087 )

Melakukan wawancara dengan para PKL atau UKM menengah kebawah mengenai Asean Economic community (AEC) 2015 dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA)  2015 yang akan dilakukan bagi para masyarakat negara-negara yang tergabung dalam ASEAN .

Oleh karena itu Kelomopok kami melakukan wawancara dengan PKL yang sedang berjualan di kawasan stadion sempaja pada tanggal 13 Desember 2015.  Kami melakukan wawancara bersama bapak joko yang merupakan penjual es jeruk, kemudian kami meminta ijin melakukan wawancara dan terlebih dahulu kami memperkenalkan diri kami ,bahwa kami merupakan mahasiswa/i ilmu sosial dan politik jurusan Hubungan internasional Universitas mulawarman. Setelah itu kami mulai memberikan beberapa pertanyaan kepada beliau mengenai MEA.

Pertanyaan pertama yang mulai kami berikan yaitu “Apakah bapak mengetahui Masyarakat Ekonomi Asean yang akan di laksanakan pada akhir tahun oleh negara-negara ASEAN  pak?”
Namun dengan wajah yang kurang paham beliau menjawab “saya kurang tahu mas. Berkaitan dengan apa ya itu mas?” . kami memberikan penjelasan kepada beliau bahwa MEA merupakan globalisasi yang melewati lintas batas negara yang dilakukan oleh negara-negara Asean dengan bebas visa dan pajak. Selain itu kami juga memberikan penjelasan dan contoh kepada beliau bahwa beliau sendiri dapat melakukan usaha di luar negeri, atau melakukan ekspor dagang diluar negeri. Kami juga memberikan informasi bahawa MEA merupakan bagian dari ASEN Community yang memiliki 3 pilar dan salah satu didalam pilarnya itu berkaitan dengan MEA yaitu AEC. Beliau kembali merespon pernyataan dari kami “oh iya mas, saya pernah nonton berita tentang Asean Community” .

Setelah mengetahui apa itu MEA dan penjelasan lain nya kami bertanya kembali kepada beliau “ Menurut bapak apa MEA ini berdampak positive bagi kalangan-kalangan indonesia atau bagi PKL yang menengah kebawah ? “

menurut saya pasti ada dampak positive dan negative nya ya mas. Positivenya mungkin kita bisa bebas melakukan usaha atau ekspor ke negara-negara asean, itu pasti membuat perekonomian Indonesia dapat meningkat.

Tapi bagaimana dengan kami yang hanya memiliki modal pas-pasan seperti ini? Okelah jika nanti ada masyarakat dari negara Malaysia atau Singapura yang melakukan usaha atau berjualan seperti kami di kawasan sini ataupun samarinda. Tapi pasti masyarakat disini akan lebih memilih dan mencoba yang baru. Tau kan mas, masyakarakat Indonesia kalau ada aja yang baru, pasti langsung dibeli dan dicoba toh? Itu berdampak sekali untuk jualan saya mas pastinya jika terjadi seperti itu. Sangat negative dampaknya buat kalangan menengah kebawah mas”

Lalu kami mencoba memberikan semangat kepada beliau melalui pernyataan kamu yaitu ‘tapi bapak bisa melakukan usaha seperti ini pak di luar negeri. Jualan seperti bapak ini mungkin jarang ada diluar negeri sana pak,itu salah satu peluang buat bapak bukan? 
Namun beliau mengatakan ” mas mas, dagangan ini aja bisa laku kami bersyukur. Cukup buat makan saya dengan istri dan anak-anak saya aja mas. Seberapa sih mas harga satu es jeruk ini ? 10 ribu saja. Kalau ada 5 orang yang beli sudah bersyukur banget mas hehe”


Dengan pertanyaan beliau tersebut kami menyimpulkan bahwa masyarakat ekonomi Asean yang akan dilaksanakan ini merupakan dampak positive bagi para PKL menengah kebawah.

Selanjutnya kami kembali melakukan wawancara dengan pemilik warung menengah kebawah lainnya yaitu dimana kami menanyakan pertanyaan kepada pedagang tersebut: “Permisi bu, apakah ibu mengetahui Masyarakat Ekonomi Asean yang akan di laksanakan pada akhir tahun oleh negara-negara ASEAN bu?”
“Wah saya tidak tahu ya mbak, itu apa ya? Soalnya saya tidak tahu sama sekali apa itu MEA dan tujuannya mbak.”
Lalu kami menjelaskan MEA seperti yang kami jelaskan ke pedagang yang sebelumnya. Lalu beliau tersebut merespon “oh begitu, wah mungkin bisa bermanfaat dan membuat banyak keuntungan bagi pedagang-pedagang seperti saya ini mbak.”


Kami kembali bertanya dengan pernyataan ibu tersebut, kami bertanya bahwa apa Keuntungan yang ibu maksud itu seperti apa?
“Keuntungan yang bisa membawa dampak bagi saya pastinya dan jika memang ada bebas visa dan pajak itu akan mempermudah kami para pedagang untuk bisa menjual banyak produk lebih bagi saya mbak dan juga kami tidak lagi membayar pajak dalam setiap dagangan. Saya yang pbisa bebas melakukan usaha atau ekspor ke negara-negara asean, itu pasti membuat perekonomian Indonesia dapat meningkat.


Dengan pernyataan yang dipaparkan oeh beliau kami dengan heran bertanya kembli kepada beliau , dengan melakukan ekspor seperti itu pastinya membutuhkan modal yang tidak sedikit,apakah siap mengeluarkan kocek yang cukup besar untuk melakukan persaingan dipasar negara-negara ASEAN?
Iya benar mba, dari saya sendiri saya siap,asalkan bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Saya bukan berdagang seperti yang saya lakukan disini, namun akan saya kembangkan mba mungkin saya akan melakukan pembuatan kerajinan tangan, saya pintar loh mbak membuat kerajinan tangan seperti buat sarung, kain-kain begitu hahahaha. 

Kami merasakan bahwa apa yang dikatakan oleh beliau merupakan suatu sinyal positive bagi beliau itu sendiri dengan akan diadakanya AEC 2015.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar