Kamis, 07 Januari 2016

Kelompok 11 - Sosialisasi MEA ( Belita, Veramia, & Vivi)





TUGAS ASIA TENGGARA
HASIL DISKUSI KALTIM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

NAMA:           BELITA AYU SILVIANA WIBISONO - 1302045100
                        VERAMIA BONITA - 1302045114
                        VIVI DWI SETIAWATI -1302045121

KELAS:          HI B REGULER 2013

Berdasarkan hasil wawancara kami kepada masyarakat sekitar mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN, rata-rata mengetahui tentang ASEAN. Seperti yang diungkapkan oleh Nur Anisha Irniatika, yang berprofesi sebagai guru privat, ASEAN merupakan himpunan beberapa negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan perekonomian dan perdamaian. Sedangkan, MEA merupakan kerjasama ekonomi untuk meningkatkan ekonomi bangsa dan negara-negara ASEAN dan untuk kemajuan sosial dan budaya. Ia mengetahui hal tersebut melalui iklan dan salah satu siaran di televisi. Tantangan MEA sendiri menurutnya adalah adanya kompetisi antar negara maju dan berkembang. Ia mengaku siap tidak siap, kita harus menghadapi MEA.

Sedangkan menurut Isnawati, selaku pedagang sayuran di dekat rumah, ASEAN merupakan kumpulan sepuluh negara di Asia Tenggara yang memiliki visi dan misi yang sama. Menurutnya, MEA merupakan pasar bebas dalam hal barang dan jasa. Ia mengetahui tentang MEA melalui siaran di televisi. Tantangan MEA menurutnya adalah dari masyarakatnya sendiri yang belum siap untuk berkompetisi. Namun, ia siap menghadapi MEA. 

Sri Nurhidayah yang berprofesi sebagai penjual sembako di warung sekitar rumah mengatakan, Ia mengetahui tentang ASEAN. ASEAN merupakan kerjasama antar negara-negara di Asia Tenggara. Ia pernah melihat tentang MEA di salah satu siaran televisi, menurutnya MEA adalah kerjasama negara-negara, aliran modal dan jasa terbuka, adanya perdagangan bebas dan masuknya produk maupun jasa dari luar Indonesia. Ia pesimis, bahwa Indonesia tidak mampu bersaing karena kita banyak tertinggal dari negara lainnya di Asia Tenggara. Ia mengaku belum siap menghadapi MEA.

Menurut Dyah Kartika Sari, penjual baju online shop dan pemilik toko baju di Pramuka mengetahui tentang ASEAN. ASEAN adalah kumpulan atau persatuan negara-negara di Asia Tenggara. Ia mengetahui salah satu program ASEAN yaitu MEA dari siaran televisi. MEA merupakan pasar bebas. Tantangan yang akan kita hadapi yaitu bersaing dengan negara-negara lainnya. Ia mengaku siap menghadapi MEA di tahun mendatang.

Menurut Nurul Arini, selaku penjual es cincau hijau di Pramuka, mengatakan bahwa ASEAN adalah kumpulan lembaga-lembaga untuk memajukan perekonomian di Asia Tenggara. Namun, Ia belum mengetahui tentang MEA. Menurutnya, berdasarkan informasi dari kelompok kami mengenai MEA, dia optimis kita mampu bersaing dan mendapatkan keuntungan dan Ia siap menghadapi MEA di tahun mendatang.

Penjual bawang di pasar Ijabah yang bernama Ratna Safitri, mengaku tidak mengetahui tentang ASEAN maupun MEA. Berdasarkan informasi dari kelompok kami, Ia mengatakan tantangannya merupakan persaingan penjual dengan negara lain akan meningkat dan Ia belum siap berkompetisi.  

Dari semua narasumber, dapat disimpulkan bahwa mereka ada yang mengetahui tentang ASEAN maupun program MEA. Namun, masih ada yang belum mengetahui mengenai ASEAN maupun program MEA. Kebanyakan mereka mengetahui tentang program MEA dari menonton televisi. Tantangan dari adanya MEA itu sendiri adalah meningkatnya persaingan atau kompetisi antar negara. Mereka mengatakan siap tidak siap harus siap menghadapi MEA di tahun mendatang.

Masyarakat ekonomi ASEAN, menurut kelompok kami adalah bentuk integrasi ekonomi asean dalam arti adanya sistem perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Mengutip buku menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 (Departemen Perdagangan Repulik Indonesia), terdapat empat pilar utama dalam blueprint (cetak biru) Masyarakat Ekonomi ASEAN, yaitu:
  1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional.
  2. ASEAN sebagai kawasan berdaya saing tinggi.
  3. ASEAN sebagai kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata.
  4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global.
Kelebihan MEA berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, menjadi peluang para pelaku usaha, khususnya dalam memanfaatkan pasar yang lebih luas dengan sasaran penduduk antara negara, menjadi negara pengekspor, menjadi negara tujuan investor, meningkatkan devisa negara, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan serapan tenaga kerja. Pewujudan MEA di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk dunia) di dunia setelah China dan India.

Dibalik kelebihannya, MEA memiliki tantangan yaitu seperti persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India. Proses liberalisasi arus modal dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnya pada peningkatan permintaaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi. 

Tantangan bagi negara Indonesia yaitu meningkatkan kualitas SDM atau tenaga kerja baik secara formal maupun informal. Integrasi ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri.


Solusi megahadapi tantangan tersebut antara lain, pengamanan pasar produk dalam negeri. Seperti pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang (SKA) dari negara mitra FTA, penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI, kampanye “Nation Branding”, dan pengembangan ekonomi kreatif, menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif: reformasi kebijakan pendukung investasi, pengembangan kawasan perdagangan bebas dan kawasan ekonomi khusus, dan peningkatan pelayanan perizinan perdagangan bagi dunia usaha. 

Perbaikan pelayanan publik (National Single Window / NSW), National Infrastructure Quality, pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) / Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE), peningkatan efisiensi perdagangan: revitalisasi pasar domestik, pemberian KUR, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan pemasaran UKM dan pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan keterampilan pelaku UKM, pengembangan UKM ekspor, pengembangan perdagangan berjangka komoditi, pasar lelang dan resi gudang, pengembangan infrastruktur lainnya: pembentukan lembaga-lembaga sertifikasi, reformasi regulasi dan harmonisasi Regulasi.

Promosi pariwisata, perdagangan dan investasi. Mengadakan program pengembangan citra Indonesia: promosi produk ekspor nasional (misi dagang, penetrasi pasar, dan promosi ekspor), ikut serta dalam World Expo. Peningkatan kerjasama dan diplomasi perdagangan internasional ditingkat multilateral, regional dan bilateral serta penguatan peran perwakilan luar negeri.       
  
Hal lainnya seperti program reformasi birokrasi, program peningkatan daya saing oleh masing-masing Departemen Pembina Sektor (Industri, Koperasi, dan UKM, Pertanian, Perikanan, Kehutanan) dan koordinasi antara instansi pemerintah dengan dunia usaha secara reguler komunikasi yang intensif antara pemerintah dan pelaku usaha dalam rangka membenahi infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pelaku usaha, meningkatkan daya saing di pasar ASEAN maupun non ASEAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar