Kamis, 07 Januari 2016

Kelompok 12 - Sosialisasi MEA (Ferdi, Hellen, Sita)



HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA




Nama Anggota Kelompok :

Akhmad Ferdy                                        Hellen Adeline                                         Sita Udifitrizia
1102045120                                                0902045165                                                1202045059





Pada tugas kali ini kami melakukan wawancara dengan para pelaku UKM di lingkungan sekitar mengenai Asean Economic Community (AEC) 2015, dengan di berlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA sendiri diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Negara-negara yang tergabung di dalam ASEAN.

Sehingga pada kesempatan ini kelompok kami melakukan wawancara pertama dengan ibu kantin, yang berjualan di area CMU UNMUL. Setelah meminta izin untuk melakukan wawancara singkat, kami pun langsung menanyakan terhadap ibu tersebut mengenai apakah MEA itu sendiri. Namun dengan wajah sedikit bingung beliau pun menjawab bahwa “Aduh maaf saya kurang tau perihal itu, memangnya MEA sendiri singkatan dari apa?”. Lalu kami pun mulai memberitahukan kepada beliau bahwa MEA ini sendiri merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang merupakan globalisasi melewati lintas batas antar Negara dan dilakukan oleh Negara-negara ASEAN dengan bebas visa dan pajak. Sebagai contoh kita dapat melakukan usaha luar negeri atau melakukan ekspor barang dagangan kita di luar negeri. Setelah memberikan penjelasan singkat tersebut kami lalu menanyakan terhadap ibu tersebut, adakah dampak positif yang akan kita dapatkan dengan adanya MEA saat ini. Kemudian beliau pun menjawab “Pastinya untuk anak-anak muda sekarang itu sangat bermanfaat, karena seperti yang saya lihat anak-anak jaman sekarang sudah mulai terbiasa melakukan bisnis kecil-kecilan seperti bisnis online. Tentunya hal-hal seperti ini akan sangat berdampak positif bagi mereka”. Dari tanggapan positif ibu tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa hal-hal seperti MEA ini sendiri sangat bagus terutama untuk para generasi-generasi pebisnis muda di Indonesia.


Kemudian kami melanjutkan wawancara terhadap mas-mas yang juga berjualan di kantin tersebut, yang terletak hanya bersebelahan dengan kantin ibu yang telah kami wawancarai sebelumnya. Kami juga masih mencoba mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi sangat disayangkan beliau juga kurang mengetahui informasi mengenai MEA itu sendiri. Lalu kami memberitahukan poin penting mengenai MEA seperti sebelumnya. Seperti yang sebelumnya juga kami pun mengajukan pertanyaan perihal efek positif dari diberlakukannya MEA. Lalu beliau menjawab “Hal positifnya pasti ada tapi untuk para pengusaha besar yang mengerti tata cara melakukan usaha di luar negeri kan. Tetapi untuk kami para pelaku usaha kelas menengah seperti ini susah mas, soalnya untuk melakukan usaha tersebut tentu kita membutuhkan informasi yang luas dan modal yang cukup besar.” Kemudian kami menginformasikan bahwa untuk melakukan usaha ini sendiri, sangat benar bahwa kita membutuhkan informasi yang luas dan kontak dagang yang banyak. Tetapi untuk melakukan semua jenis usaha tentu tidak ada yang instan, seperti halnya saat mas membuka usaha ini sendiri pastinya juga membutuhkan modal, waktu, serta usaha yang cukup keras. Untuk informasi ini sendiri sekarang kita dapat dengan mudah mendapatkannya melalui internet yang bias di akses melalui komputer atau hp mas. Sedangkan untuk modal sendiri kita tidak perlu memaksakannya, kita dapat memulai dengan memasarkan hasil olahan rumah dengan hasil tangan kita sendiri, entah itu makanan, berupa kerajinan tangan atau apapun yang sekiranya sedang marak atau sesuatu yang baru saat ini. Mendengar penjelasan yang kami paparkan tersebut, kemudian pelaku ukm itu sendiri menanggapinya dengan positif, “wah bener juga ya mas, padahal saya sering liat di sosmed orang-orang berbagi peluang usaha…tapi saya kurang memperhatikan, karna saya pikir peluang tersebut sangat kecil dan tidak bisa dilakukan semua orang”. Lalu kami berterima kasih atas waktu yang telah mereka  luangkan untuk kami, dan mereka juga sangat berterima kasih atas informasi yang telah kami berikan.


Pada wawancara ketiga ini kami melakukan wawancara terhadap pelaku UKM pada sebuah market elektronik, karna kami pikir bidang elektronik ini sendiri pasti memiliki informasi yang cukup dari internet ataupun televise. Kemudian kami melakukan wawancara terhadap Supervisor toko tersebut, beruntung karna beliau mau meluangkan waktunya terhadap kami. Karena setelah dua kali kami melayangkan pertanyakan yang mendasar mengenai MEA, tetapi belum ada pelaku wawancara kami yang mengetahui secara tepat mengenai MEA itu sendiri. Akhirnya kami masih mencoba melayangkan pertanyaan yang sama terhadap beliau. Lalu beliau mengatakan “Kebetulan saya pernah denger di berita dan juga pernah liat di media internet, bahwa MEA ini nantinya akan sangat membantu seluruh masyarakat ASEAN dengan adanya pasar tunggal tempat tersalurnya segala kebutuhan baik itu barang ataupun jasa, kalau saya tidak salah.” Benar sekali pak, bahwa MEA merupakan peluang besar guna membuka lebih banyak peluang kerja dan usaha untuk kita nantinya. Kemudian beliau bertanya terhadap kami, “Tapi bukankah realitanya di Indonesia sendiri sudah cukup banyak pengangguran yang ada dan terlebih lagi industri kita disini merupakan industri-industri kecil, bagaimana mungkin kita mampu menampung para tenaga kerja dari Negara lain dan juga sebaliknya bagaimana Negara lain mampu menerima tenaga kerja kita. Lalu perihal industri ini sendiri apakah nantinya kita tidak akan tergusur bersaing dengan industri-industri besar dari Negara lain, yang nantinya malah memperbanyak pengangguran di Negara kita?”. Baiklah disini saya ini sedikit meluruskan, memang disitulah tantangan yang akan kita hadapi nantinya, tetapi hal ini sendiri pada akhirnya membuat kita dapat mampu mengembangkan potensi kerja kita agar dapat bersaing di dalam MEA ini sendiri. Karena sejatinya MEA ini sendiri hanya menjadi hambatan bagi orang-orang yang sama sekali tidak ingin mengembangkan kemampuannya atau dengan kata lain hanya memiliki kemampuan terbatas. Padahal bila kita cermati segala sesuatu baik itu merupakan barang ataupun jasa yang sangat kecil akan berpeluang untuk mengantarkan kita terhadap kesuksesan bila kita punya usaha dan keinginan untuk meraihnya. Sedangkan untuk industri-industri kecil ini sendiri bukan tidak mungkin nantinya dapat bersaing dengan para pelaku industri besar, dengan menggunakan jasa dari tenaga-tenaga kerja yang kompeten dan memiliki kualitas yang sangat baik. Dengan pernyataan tersebut akhirnya beliau cukup puas karena pertanyaan beliau akhirnya terjawab.


Disini dapat kita tarik kesimpulan, bahwa ternyata masyarakat kita sendiri memiliki pandangan yang sangat positif terhadap MEA itu sendiri. Tetapi sangat disayangkan bahwa pengetahuan serta fungsi utama dari MEA ini sendiri belum mereka dapatkan. Disinilah sebenarnya tantangan utama untuk Indonesia itu sendiri, yang bukan malah takut terhadap MEA itu sendiri. Melainkan takut terhadap masyarakat kita sendiri yang ternyata bukan hanya tidak siap tetapi malah banyak yang belum mengetahui apa MEA  itu sendiri. Yang pada akhirnya akan menjadi bumerang kita sendiri dengan keterlambatan informasi dan pemahaman ini, kemudian disaat Negara lain telah berkembang pesat dari segi ekonominya dan kita hanya baru akan memulai aktifitas keterlambatan ini seperti yang sudah-sudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar